Jakarta - Sebuah studi yang telah dipublikasikan baru-baru ini menyebutkan bahwa ukuran bulan terus menyusut secara signifikan dalam 800 juta tahun terakhir, sebuah waktu yang dianggap singkat dalam hitungan astronomi.
Penemuan ini langsung mendapat tanggapan luas dari ilmuwan dalam bidang sains, khususnya ilmu astronomi. Beberapa ilmuwan bahkan percaya bahwa proses penyusutan itu masih berlangsung.
Menggunakan ribuan foto bulan yang diambil secara berkala, para ilmuwan di Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, menemukan adanya tumbukan antarlereng di permukaan bulan yang mereka sebuat sebagai “lobate scarp”.
Lobate scarp dapat ditemukan hampir di seluruh permukaan bulan. “Lobate scarp membuat permukaan bulan saling bertemu sehingga salah satu bagiannya masuk ke bawah lereng. Itu yang membuat ukuran bulan menyusut,” kata Tom Watters, ilmuwan NASA.
Lobate scarp “baru” yang bermuculan dapat terlihat di permukaan bulan. Para ilmuwan menggunakan fenomena ini untuk melihat sejarah geologi bulan. Diperkirakan peristiwa ini terjadi akibat suhu udara di bulan yang terus menurun.
Para ilmuwan kini tengah meneliti di mana ujung dari lobate scarp itu untuk mengetahui seberapa aktif penyusutan bulan. “Bulan bukan benda mati. Prosesnya berlangsung jutaan tahun, bahkan ada yang hanya ribuan tahun. Tapi dalam astronomi itu adalah waktu yang singkat dan kami menganggap penyustan masih berlangsung,” ucap Tom.
Meski begitu para ilmuwan menyatakan kita tak perlu terlalu khawatir dengan fenomena penyusutan ukuran bulan ini. Sebab, dampaknya belum terlalu terasa bagi kehidupan di dunia dan bulan masih akan mengitari bumi di orbitnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar