thumbnail

Resiko Dibalik Minuman Berenergi


Download


Kepopuleran minuman berenergi, tak perlu ditanyakan lagi. Akan tetapi, masing-masing kaleng/gelas dari minuman tersebut, memiliki kadar kafein yang lebih tinggi dari secangkir kopi. Hal tersebut aialah kesimpulan dari penelitian.

Sebagai tambahan, kafein yang terkandung tersebut, dapat saja dicampur dengan kandungan lain yang dapat menyebabkan resiko. Demikian seperti yang dikutip dari Reuters, Senin (15/11/2010).

"Yang kita ketahui, bahwa rata-rata minuman berenergi memiliki kandungan gula yang lebih dari secangkir gula, dan kafein yang lebih banyak dari secangkir kopi," ujar John Higgins dari University of Texas Medical School di Houston, yang memimpin sebuah studi yang ada di Mayo Clinic Proceedings bulan ini.

Kadar kafein yang ada di minuman berenergi adalah dari 70 sampai 200 mg per 16 ons. Sebagai perbandingan, 8 ons cangkir kopi bisa mengandung antara 40 sampai 150 mg kafein, tergantung dari bagaimana pembuatannya.

"Bagaimana komposisi ramuan minuman berenergi, kadang tidak disebutkan di labelnya, seperti herbal stimulant guaranan, amino acid taurine, vitamin dan mineral yang mungkin bisa berinteraksi dengan kafein yang ada," kata Higgins.

Yang jadi perhatian adalah bagaimana interaksi dari zat-zat tersebut bisa mengakibatkan naiknya tekanan darah, gangguan jantung, bahkan kesehatan mental, apabila dikonsumsi dalam jumlah yang besar, dicampur dengan alkohol.

John Higgins dan para koleganya, mengulas literatur medis mengenai minuman berenergi beserta kadarnya antara tahun 1976 dan 2010.

thumbnail

5 Imunisasi Yang Wajib Untuk Bayi


Download

Inilah 5 jenis imunisasi yang wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun. Penyakit-penyakit yang hendak ditangkalnya memiliki angka kesakitan dan kematian yang tinggi, selain bisa menimbulkan kecacatan.

1) IMUNISASI BCG
Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercle bacili yang hidup di dalam darah. Itulah mengapa, agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ini ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin).

Seperti diketahui, Indonesia termasuk negara endemis TB (penyakit TB terus-menerus ada sepanjang tahun) dan merupakan salah satu negara dengan penderita TB tertinggi di dunia. TB disebabkan kuman Mycrobacterium tuberculosis, dan mudah sekali menular melalui droplet, yaitu butiran air di udara yang terbawa keluar saat penderita batuk, bernapas ataupun bersin. Gejalanya antara lain: berat badan anak susah bertambah, sulit makan, mudah sakit, batuk berulang, demam dan berkeringat di malam hari, juga diare persisten. Masa inkubasi TB rata-rata berlangsung antara 8-12 minggu.

Untuk mendiagnosis anak terkena TB atau tidak, perlu dilakukan tes rontgen untuk mengetahui adanya vlek, tes Mantoux untuk mendeteksi peningkatan kadar sel darah putih, dan tes darah untuk mengetahui ada-tidak gangguan laju endap darah. Bahkan, dokter pun perlu melakukan wawancara untuk mengetahui, apakah si kecil pernah atau tidak, berkontak dengan penderita TB.

Jika anak positif terkena TB, dokter akan memberikan obat antibiotik khusus TB yang harus diminum dalam jangka panjang, minimal 6 bulan. Lama pengobatan tak bisa diperpendek karena bakteri TB tergolong sulit mati dan sebagian ada yang “tidur”. Karenanya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Selain menghindari anak berkontak dengan penderita TB, juga meningkatkan daya tahan tubuhnya yang salah satunya melalui pemberian imunisasi BCG.

* Jumlah Pemberian:
Cukup 1 kali saja, tak perlu diulang (booster). Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, hingga memerlukan pengulangan.

* Usia Pemberian:
Di bawah 2 bulan. Jika baru diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan tes Mantoux (tuberkulin) dahulu untuk mengetahui apakah si bayi sudah kemasukan kuman Mycobacterium tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tesnya negatif. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang ke rumah, segera setelah lahir si kecil diimunisasi BCG

* Lokasi Penyuntikan:
Lengan kanan atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha.

* Efek Samping:
Umumnya tidak ada. Namun pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah (atau di selangkangan bila penyuntikan dilakukan di paha). Biasanya akan sembuh sendiri.

* Tanda Keberhasilan:
Muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu. Tidak menimbulkan nyeri dan tak diiringi panas. Bisul akan sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut.

Jikapun bisul tak muncul, tak usah cemas. Bisa saja dikarenakan cara penyuntikan yang salah, mengingat cara menyuntikkannya perlu keahlian khusus karena vaksin harus masuk ke dalam kulit. Apalagi bila dilakukan di paha, proses menyuntikkannya lebih sulit karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya lebih tebal.

Jadi, meski bisul tak muncul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah. Imunisasi pun tak perlu diulang, karena di daerah endemis TB, infeksi alamiah akan selalu ada. Dengan kata lain, anak akan mendapat vaksinasi alamiah.

* Indikasi Kontra:
Tak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau menunjukkan Mantoux positif.

2) Imunisasi Hepatitis B
Lebih dari 100 negara memasukkan vaksinasi ini dalam program nasionalnya. Apalagi Indonesia yang termasuk negara endemis tinggi penyakit hepatitis. Jika menyerang anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi virus hepatitis B (VHB), dapat menyebabkan kelainan-kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati (kerusakan sel hati yang berat). Bahkan yang lebih buruk bisa mengakibatkan kanker hati.

Banyak jalan masuknya VHB ke tubuh si kecil. Yang potensial melalui jalan lahir. Bisa sejak dalam kandungan sudah tertular dari ibu yang mengidap hepatitis B atau saat proses kelahiran. Cara lain melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi darah.

Bisa juga melalui alat-alat medis yang sebelumnya telah terkontaminasi darah dari penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak steril atau peralatan yang ada di klinik gigi. Bahkan juga lewat sikat gigi atau sisir rambut yang digunakan antaranggota keluarga.
Malangnya, tak ada gejala khas yang tampak secara kasat mata. Bahkan oleh dokter sekalipun. Fungsi hati kadang tak terganggu meski sudah mengalami sirosis.

Tidak cuma itu. Anak juga terlihat sehat, nafsu makannya baik, berat tubuhnya pun naik dengan bagus pula. Penyakitnya baru ketahuan setelah dilakukan pemeriksaan darah. Gejala baru tampak begitu hati si penderita tak mampu lagi mempertahankan metabolisme tubuhnya.

Upaya pencegahan adalah langkah terbaik. Jika ada salah satu anggota keluarga dicurigai kena VHB, biasanya dilakukan screening terhadap anak-anaknya untuk mengetahui apakah membawa virus atau tidak. Pemeriksaan harus dilakukan kendati anak tak menunjukkan gejala sakit apa pun. Selain itu, imunisasi merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya VHB.

* Jumlah Pemberian:
Sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.

* Usia Pemberian:
Sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia antara 3-6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi yang dilakukan kurang dari 12 jam setelah lahir, juga diberikan imunisasi tambahan dengan imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum berusia 24 jam.

* Lokasi Penyuntikan:
Pada anak di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral (antero = otot-otot di bagian depan; lateral = otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin.

* Efek Samping:
Umumnya tak terjadi. Jikapun ada (kasusnya sangat jarang), berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang disusul demam ringan dan pembengkakan. Namun reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.

* Tanda Keberhasilan:
Tak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Namun dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan darah dengan mengecek kadar hepatitis B-nya setelah anak berusia setahun. Bila kadarnya di atas 1000, berarti daya tahannya 8 tahun; di atas 500, tahan 5 tahun; di atas 200, tahan 3 tahun. Tetapi kalau angkanya cuma 100, maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila angkanya nol berarti si bayi harus disuntik ulang 3 kali lagi.

* Tingkat Kekebalan:
Cukup tinggi, antara 94-96%. Umumnya, setelah 3 kali suntikan, lebih dari 95% bayi mengalami respons imun yang cukup.

* Indikasi Kontra:
Tak dapat diberikan pada anak yang menderita sakit berat.

3) Imunisasi Polio
Belum ada pengobatan efektif untuk membasmi polio. Penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini, disebabkan virus poliomyelitis yang sangat menular. Penularannya bisa lewat makanan/minuman yang tercemar virus polio.

Bisa juga lewat percikan ludah/air liur penderita polio yang masuk ke mulut orang sehat.
Virus polio berkembang biak dalam tenggorokan dan saluran pencernaan atau usus, lalu masuk ke aliran darah dan akhirnya ke sumsum tulang belakang hingga bisa menyebabkan kelumpuhan otot tangan dan kaki. Bila mengenai otot pernapasan, penderita akan kesulitan bernapas dan bisa meninggal.

Masa inkubasi virus antara 6-10 hari. Setelah demam 2-5 hari, umumnya akan mengalami kelumpuhan mendadak pada salah satu anggota gerak. Namun tak semua orang yang terkena virus polio akan mengalami kelumpuhan, tergantung keganasan virus polio yang menyerang dan daya tahan tubuh si anak. Nah, imunisasi polio akan memberikan kekebalan terhadap serangan virus polio.

* Jumlah Pemberian:
Bisa lebih dari jadwal yang telah ditentukan, mengingat adanya imunisasi polio massal. Namun jumlah yang berlebihan ini tak akan berdampak buruk. Ingat, tak ada istilah overdosis dalam imunisasi!

* Usia Pemberian:
Saat lahir (0 bulan), dan berikutnya di usia 2, 4, 6 bulan. Dilanjutkan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DTP.

* Cara Pemberian:
Bisa lewat suntikan (Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV), atau lewat mulut (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV). Di tanah air, yang digunakan adalah OPV.

* Efek Samping:
Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Kasusnya pun sangat jarang.

* Tingkat Kekebalan:
Dapat mencekal hingga 90%.

* Indikasi Kontra:
Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (di atas 380C); muntah atau diare; penyakit kanker atau keganasan; HIV/AIDS; sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum; serta anak dengan mekanisme kekebalan terganggu.

4) Imunisasi DTP
Dengan pemberian imunisasi DTP, diharapkan penyakit difteri, tetanus, dan pertusis, menyingkir jauh dari tubuh si kecil. Kekebalan segera muncul seusai diimunisasi.

* Usia & Jumlah Pemberian:
Sebanyak 5 kali; 3 kali di usia bayi (2, 4, 6 bulan), 1 kali di usia 18 bulan, dan 1 kali di usia 5 tahun. Selanjutnya di usia 12 tahun, diberikan imunisasi TT

* Efek Samping:
Umumnya muncul demam yang dapat diatasi dengan obat penurun panas. Jika demamnya tinggi dan tak kunjung reda setelah 2 hari, segera bawa si kecil ke dokter. Namun jika demam tak muncul, bukan berarti imunisasinya gagal, bisa saja karena kualitas vaksinnya jelek, misal.

Untuk anak yang memiliki riwayat kejang demam, imunisasi DTP tetap aman. Kejang demam tak membahayakan, karena si kecil mengalami kejang hanya ketika demam dan tak akan mengalami kejang lagi setelah demamnya hilang. Jikapun orangtua tetap khawatir, si kecil dapat diberikan vaksin DTP asesular yang tak menimbulkan demam. Kalaupun terjadi demam, umumnya sangat ringan, hanya sekadar sumeng.

* Indikasi Kontra:
Tak dapat diberikan kepada mereka yang kejangnya disebabkan suatu penyakit seperti epilepsi, menderita kelainan saraf yang betul-betul berat atau habis dirawat karena infeksi otak, dan yang alergi terhadap DTP. Mereka hanya boleh menerima vaksin DT tanpa P karena antigen P inilah yang menyebabkan panas.

Penyakit DTP yang BERBAHAYA :

a) Difteri
Penyakit yang disebabkan kuman Corynebacterium diphtheriae ini, gejalanya mirip radang tenggorokan, yaitu batuk, suara serak, dan tenggorokan sakit. Namun, difteri tak disertai panas sebagaimana yang terjadi pada radang tenggorokan. Gejala lain difteri adalah kesulitan bernapas (leher seperti tercekik dan napas berbunyi), sehingga wajah dan tubuh membiru, serta adanya lapisan putih pada lidah dan bibir.

Bakteri penyebab difteri ditularkan saat batuk, bersin, atau kala berbicara. Masa inkubasinya 1-6 hari. Penderita harus mendapatkan perawatan di rumah sakit dalam waktu cukup lama, sekitar 2-3 minggu, dan baru boleh pulang setelah penyakitnya benar-benar hilang 100%. Soalnya, difteri bisa kambuh lagi kalau belum betul-betul sembuh.

b) Tetanus
Disebabkan oleh bakteri Clostridium Tetani, penyakit ini berisiko menyebabkan kematian. Infeksi tetanus bisa terjadi karena luka, sekecil apa pun luka itu. Tetanus rawan menyerang bayi baru lahir, biasanya karena tindakan atau perawatan yang tidak steril.

Gejala-gejala yang tampak antara lain kejang otot rahang, rasa sakit dan kaku di leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut, lengan atas dan paha. Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik untuk mematikan kuman, antikejang untuk merilekskan otot-otot, dan antitetanus untuk menetralisir toksinnya.

c) Pertusis
Disebut juga kinghoest, batuk rejan, atau batuk 100 hari lantaran batuknya memang berlangsung lama, bisa sampai 3 bulan. Penyakit ini mudah sekali menular melalui udara yang mengandung bakteri Bordetella pertussis. Masa inkubasinya 6-20 hari.

Gejala awalnya seperti flu biasa, yaitu demam ringan, batuk, dan pilek, yang berlangsung selama 1-2 minggu. Kemudian, gejala batuknya mulai nyata dan kuat, batuk panjang secara terus-menerus yang berbeda dengan batuk biasa. Tak jarang, karena kuatnya batuk ini, anak bisa sampai menungging-nungging, muntah-muntah, mata merah, berair, dan napasnya susah. Gejalanya sangat berat. Bahkan beberapa penderita bisa mengalami perdarahan. Setelah 2-4 minggu berlalu, batuk mulai berkurang dan kondisi anak mulai pulih.

Penderita akan diberi obat antibiotik untuk mematikan kuman, dan obat untuk mengurangi/menghentikan batuknya. Istirahat yang cukup, banyak minum, dan konsumsi makanan bergizi akan membantu mempercepat kesembuhan.

5) Imunisasi Campak
Sebenarnya, bayi sudah mendapat kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya, campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena lagi.

Penularan campak terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah (droplet) penderita yang terhirup melalui hidung atau mulut. Pada masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari, gejalanya sulit dideteksi. Setelah itu barulah muncul gejala flu (batuk, pilek, demam), mata kemerah-merahan dan berair, si kecil pun merasa silau saat melihat cahaya. Kemudian, di sebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa anak juga mengalami diare.

Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5°C. Seiring dengan itu, barulah keluar bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas penyakit ini. Ukurannya tidak terlalu besar, tapi juga tak terlalu kecil. Awalnya hanya muncul di beberapa bagian tubuh saja seperti kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Dalam waktu 1 minggu, bercak-bercak merah ini akan memenuhi seluruh tubuh. Namun bila daya tahan tubuhnya baik, bercak-bercak merah ini hanya di beberapa bagian tubuh saja dan tidak banyak.

Jika bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun akan berubah jadi kehitaman dan bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya, dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-sisa campak. Dalam kondisi ini, tetaplah meminum obat yang sudah diberikan dokter. Jaga stamina dan konsumsi makanan bergizi. Pengobatannya bersifat simptomatis, yaitu mengobati berdasarkan gejala yang muncul. Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang efektif mengatasi virus campak.

Jika tak ditangani dengan baik campak bisa sangat berbahaya. Bisa terjadi komplikasi, terutama pada campak yang berat. Ciri-ciri campak berat, selain bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak membaik setelah diobati 1-2 hari. Komplikasi yang terjadi biasanya berupa radang paru-paru (broncho pneumonia) dan radang otak (ensefalitis). Komplikasi inilah yang umumnya paling sering menimbulkan kematian pada anak.

Usia & Jumlah Pemberian:
Sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mumps Rubella).

Efek Samping:
Umumnya tidak ada. Pada beberapa anak, bisa menyebabkan demam dan diare, namun kasusnya sangat kecil. Biasanya demam berlangsung seminggu. Kadang juga terdapat efek kemerahan mirip campak selama 3 hari.

thumbnail

Cara Membuat Quote Dipostingan Blogger Anda


Download
Assalamualikum sobat semua , kali ini saya akan share sedikit tentang bagaimana sih caranya membuat Quote di posting blog. Oh iya,, sebelum kita memasuki caranya, sobat udah tau belom apa itu Quote, Quote yaitu Blok note untuk memisahkan suatu catatan dengan catatan yang lain. Contohnya seperti yang di bawah ini nih sob ..

Contoh Blok Note atau Quote

Bagaimana ??? udah tau kan apa itu Quote ,, sebenarnya cara pembuatan quote ini bisa langsung digunakan dengan tool yang sudah tersedia di poting blog, tinggal klik tool yang bersimbol tanda petik 2, tetapi kalo pake yang bawaan blog,, tampilannya terlalu sederhana dan kurang dinamis,,hehehe.. Kalo sobat ingin menggunakan Quote dengan tampilan yang dinamis,,silahkan copy dan paste code berikut di HTML posting :

<div style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-border-radius-bottomleft: 30px; -moz-border-radius-topright: 30px; background: #eeeeee none repeat scroll 0% 0%border: 1px solid #dddddd; overflow: auto;"> <blockquote>Letakan postingan anda disini</blockquote></div>

Pengaturan :
-moz-border-radius-bottomleft: 30px; -moz-border-radius-topright: 30px adalah untuk membuat lengkungan border. 
background: #eeeeee none repeat scroll 0% 0 adalah latar belakang quote tersebut, anda bisa mengganti latar belakangnya dengan gambar, dengan cara ganti code #eeeeee dengan code url (url gambar anda) 
border: 1px solid #dddddd adalah border atau bingkai quote tersebut, 1pxadalah ukuran tebal border, #dddddd adalah warna border quote. 
Letakan postingan anda disini adalah tempat anda meletakkan teks atau gambar yang akan dimasukan pada Quote.

Sekarang udah jadi deh Quote dengan tampilan dinamis ,,, Ok mungkin itu saja sedikit share dari saya tentang  Cara Membuat Quote Di Posting Blog , semoga bermanfaat ya sob :)
thumbnail

Tips Membuat Widget Tombol Social Media dengan CSS3


Download

Hampir setiap blog atau website memiliki widget follow social media dengan tombol icons yang beragam. Dengan memasang widget sosial media pada blog, anda dapat mengundang pembaca/pengunjung blog untuk terlibat dalam jejaring sosial anda, dan tentunya dapat meningkatkan reputasi blog anda. Namun hal itu tak akan terjadi jika pengunjung tidak mengklik tombol follow pada widget jaring sosial anda, dan mereka hanya akan mengklik atau mengikuti update blog anda kecuali mereka merasa atau menemukan hal yang berguna dan bermanfaat pada blog anda.

Widget ini tidak otomatis dapat meningkatkan follower blog anda diberbagai jaring sosial tapi setidaknya kita dapat memancing mereka untuk setidaknya mengklik sekali pada tombol dengan membuat/menampilkan tombol widget ini lebih menarik dan memiliki efek hover yang meluas, mulus dan sexy . Efek hover ini kita buat dengan bantuan CSS3 transisi.

Widget ini juga tanpa javascript, tanpa JQuery, murni hanya dengan CSS. Widget akan terlihat rapi dan bersih di sidebar blog anda atau dibagian manapun anda meletakkannya.

Fitur:

Widget ini cukup sederhana tapi memiliki beberapa fitur utama:

• Meliputi empat tombol jejaring sosial yang paling sering digunakan dan ditambah ikon RSS

• Efek memperluas, mulus dan sexy pada hover

• Penggunaan CSS sprite

• Sangat rapi dan bersih

• Tidak ada JavaScript. JQuery No. Ini murni CSS

Sekarang mari kita menambahkan widget ini di blog Anda.


Catatan : 

Jika Anda ingin menambahkan widget pada tempat tertentu, gunakan HTML terpisah dan CSS dan jika Anda ingin widget untuk muncul di suatu tempat di sidebar Anda, silahkan melompat langsung di bagian Alternatif di bagian bawah.

HTML

  1. Login ke akun Blogger anda-> Template -> Edit HTML -> Proceed
  2. Letakkan kode berikut pada bagian yang anda inginkan dari blog anda :
<!--Sexy Social Buttons Widget By TopBloggingIdeas.com--> 
<ul id="tbisose">
<li data-alt="Follow us on Facebook"><a class="icon facebook" href="#">Follow us on Facebook</a></li>
<li data-alt="Follow us on Twitter"><a class="icon twitter" href="#">Follow us on Twitter</a></li>
<li data-alt="Follow us on Google+"><a class="icon googleplus" href="#">Follow us on Google+</a></li>
<li data-alt="Follow us on Pinterest"><a class="icon pinterest" href="#">Follow us on Pinterest</a></li>
<li data-alt="Subscribe with RSS"><a class="icon rss" href="#">Subscribe with RSS</a></li>
</ul>
<!--Sexy Social Buttons Widget By TopBloggingIdeas.com-->
 Ganti semua tanda # dengan URL jejaring sosial anda.

CSS

Sekarang tambahkan kode CSS yang akan membuat tombol ini sexy 

  1. Login ke akun Blogger anda-> Template -> Edit HTML -> Proceed  
  2. Cari kode ]]></b:skin> Letakkan kode berikut dibawah ini diatas kode  ]]></b:skin> 
/* Sexy Social Buttons Widget By TopBloggingIdeas.com */
#tbisose{list-style:none; text-decoration:none; font-size:0.9em; font-family:trebuchet ms,sans-serif;}
#tbisose a{text-decoration:none; font-family:trebuchet ms,sans-serif;}
#tbisose li{position:relative; height:38px; cursor:pointer; padding: 0 !important;}
#tbisose .facebook, .googleplus, .pinterest, .rss, .twitter{position:relative; z-index:5; display:block; float:none; margin:10px 0 0; width:210px; height:38px; border-radius:5px; background:url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixidbGWIsYP1hlENC_vx3d67i-4hFnrQySLYG2gUt8lLxXp5p94cqCasE93mtIqHBwiiF4OlSLLI39W-qvsqhtP6wS4FlkTg2rrcjPAOzNsA0AUsulOGuqq_ox0QiTbplnAk6bcSnvQfU/s800/sprites.png) no-repeat; background-color:rgba(217,30,118,.42); -webkit-box-shadow:rgba(0,0,0,.28) 0 2px 3px; -moz-box-shadow:rgba(0,0,0,.28) 0 2px 3px; box-shadow:rgba(0,0,0,.28) 0 2px 3px; color:#141414; text-align:left; text-indent:50px; text-shadow:#333 0 1px 0; white-space:nowrap; line-height:32px; -webkit-transition:width .25s ease-in-out,background-color .25s ease-in-out; -moz-transition:width .25s ease-in-out,background-color .25s ease-in-out; -ms-transition:width .25s ease-in-out,background-color .25s ease-in-out; -o-transition:width .25s ease-in-out,background-color .25s ease-in-out; transition:width .25s ease-in-out,background-color .25s ease-in-out; -o-box-shadow:rgba(0,0,0,.28) 0 2px 3px;}
#tbisose li:after{position:absolute; top:0; left:50px; z-index:2; display:block; height:38px; color:#141414; content:attr(data-alt); line-height:32px;}
#tbisose .icon{overflow:hidden; color:#fafafa;}
#tbisose .facebook{width:32px; height:32px; background-color:rgba(59,89,152,0.42); background-position:0 0;}
#tbisose .twitter{width:32px; height:32px; background-color:rgba(64,153,255,0.42); background-position:0 -33px;}
#tbisose .googleplus{width:32px; height:32px; background-color:rgba(228,69,36,0.42); background-position:-3px -66px;}
#tbisose .pinterest{width:32px; height:32px; background-color:rgba(174,45,39,0.42); background-position:0 -95px;}
#tbisose .rss{ width:32px; height:32px; background-color:rgba(255,102,0,0.42); background-position:-3px -126px;}
#tbisose li:hover .icon,
.touch #tbisose li .icon{width:210px;}
.touch #tbisose li .facebook, #tbisose li:hover .facebook{background-color:rgba(59,89,152,1);}
.touch #tbisose li .twitter, #tbisose li:hover .twitter{background-color:rgba(64,153,255,1);}
.touch #tbisose li .googleplus, #tbisose li:hover .googleplus{background-color:rgba(228,69,36,1);}
.touch #tbisose li .pinterest, #tbisose li:hover .pinterest{background-color:rgba(174,45,39,1);}
.touch #tbisose li .rss, #tbisose li:hover .rss{background-color:rgba(255,102,0,1);}
/* Sexy Social Buttons Widget By TopBloggingIdeas.com */
ALTERNATIF:

Jika ingin menambahkan widget ini pada sidebar blog anda

  1. Login ke akun Blogger anda-> Layout
  2. Klik tambah gadget pada sidebar
  3. Pilih HTML/JavaScript pada form letakkan kode berikut: 
<!--Sexy Social Buttons Widget By TopBloggingIdeas.com-->

<style>

#tbisose{list-style:none; text-decoration:none; font-size:0.9em; font-family:trebuchet ms,sans-serif;}

#tbisose a{text-decoration:none; font-family:trebuchet ms,sans-serif;}

#tbisose li{position:relative; height:38px; cursor:pointer; padding: 0 !important;}

#tbisose .facebook, .googleplus, .pinterest, .rss, .twitter{position:relative; z-index:5; display:block; float:none; margin:10px 0 0; width:210px; height:38px; border-radius:5px; background:url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixidbGWIsYP1hlENC_vx3d67i-4hFnrQySLYG2gUt8lLxXp5p94cqCasE93mtIqHBwiiF4OlSLLI39W-qvsqhtP6wS4FlkTg2rrcjPAOzNsA0AUsulOGuqq_ox0QiTbplnAk6bcSnvQfU/s800/sprites.png) no-repeat;  background-color:rgba(217,30,118,.42); -webkit-box-shadow:rgba(0,0,0,.28) 0 2px 3px; -moz-box-shadow:rgba(0,0,0,.28) 0 2px 3px;  box-shadow:rgba(0,0,0,.28) 0 2px 3px; color:#141414; text-align:left; text-indent:50px; text-shadow:#333 0 1px 0; white-space:nowrap;  line-height:32px; -webkit-transition:width .25s ease-in-out,background-color .25s ease-in-out; -moz-transition:width .25s ease-in-out,background-color .25s ease-in-out; -ms-transition:width .25s ease-in-out,background-color .25s ease-in-out; -o-transition:width .25s ease-in-out,background-color .25s ease-in-out; transition:width .25s ease-in-out,background-color .25s ease-in-out; -o-box-shadow:rgba(0,0,0,.28) 0 2px 3px;}
#tbisose li:after{position:absolute; top:0; left:50px; z-index:2; display:block; height:38px; color:#141414; content:attr(data-alt);  line-height:32px;}
#tbisose .icon{overflow:hidden; color:#fafafa;}
#tbisose .facebook{width:32px; height:32px; background-color:rgba(59,89,152,0.42); background-position:0 0;}
#tbisose .twitter{width:32px; height:32px; background-color:rgba(64,153,255,0.42); background-position:0 -33px;}
#tbisose .googleplus{width:32px; height:32px; background-color:rgba(228,69,36,0.42); background-position:-3px -66px;}
#tbisose .pinterest{width:32px; height:32px; background-color:rgba(174,45,39,0.42); background-position:0 -95px;}
#tbisose .rss{ width:32px;  height:32px;  background-color:rgba(255,102,0,0.42); background-position:-3px -126px;}
#tbisose li:hover .icon, 
.touch #tbisose li .icon{width:210px;}
.touch #tbisose li .facebook, #tbisose li:hover .facebook{background-color:rgba(59,89,152,1);}
.touch #tbisose li .twitter, #tbisose li:hover .twitter{background-color:rgba(64,153,255,1);}
.touch #tbisose li .googleplus, #tbisose li:hover .googleplus{background-color:rgba(228,69,36,1);}
.touch #tbisose li .pinterest, #tbisose li:hover .pinterest{background-color:rgba(174,45,39,1);}
.touch #tbisose li .rss, #tbisose li:hover .rss{background-color:rgba(255,102,0,1);}
</style>
<ul id="tbisose">
<li data-alt="Follow us on Facebook"><a class="icon facebook" href="#">Follow us on Facebook</a></li>
<li data-alt="Follow us on Twitter"><a class="icon twitter" href="#">Follow us on Twitter</a></li>
<li data-alt="Follow us on Google+"><a class="icon googleplus" href="#">Follow us on Google+</a></li>
<li data-alt="Follow us on Pinterest"><a class="icon pinterest" href="#">Follow us on Pinterest</a></li>
<li data-alt="Subscribe with RSS"><a class="icon rss" href="#">Subscribe with RSS</a></li>
</ul>
<!--Sexy Social Buttons Widget By TopBloggingIdeas.com-->
Ganti semua tanda #  dengan URL jejaring sosial anda

4. Simpan dan lihat hasilnya diblog anda!


Semoga bermanfa'at :)