Ribuan serangan harian terhadap sistem komputer federal dan swasta di AS, yang kebanyakan berasal dari China dan Rusia, sebagian mencoba untuk mengetes kemampuan pertahanan Firewall AS. Hal ini menyebabkan pemerintahan Obama dan Pentagon berinisiatif membangun sebuah dinas khusus untuk mengelola tindakan ofensif dan defensif dalam dunia maya di masa depan. Pentagon, berencana untuk membuat cybercommand atau komando-maya
Cybercommand yang akan menggabungkan usahanya dengan tenaga sipil yang sudah ada pada saat ini untuk melindungi jaringan komputer AS terhadap serangan dari dunia maya, diduga yang dilakukan oleh hacker dan kadang-kadang juga oleh pemerintah.
Presiden AS Barack Obama pada hari Jumat menginformasikan baik di Dewan Keamanan Nasional dan Dewan Ekonomi Nasional di Gedung Putih mengenai rencana pembuatan kantor maya.
"Dunia maya itu nyata dan begitu juga resiko yang datang bersamaan dengan hal itu," kata Obama. Dia diharapkan untuk segera membentuk sebuah dinas keamanan maya atau cybersecurity.
Rencana tersebut sedang dikaji untuk menggabungkan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat dan departemen pertahanan bersama-sama untuk menetapkan cyberstandard atau standar dunia maya yang akan mengontrol ribuan serangan maya yang meningkat terhadap Amerika Serikat.
Namun, Presiden Amerika Serikat juga mengatakan bahwa pemerintahan tidak akan memaksakan standar keamanan dunia maya kepada perusahaan swasta.
Meskipun klaim yang dibuat oleh AS menyatakan tentang adanya serangan dunia maya pada jaringan mereka, pejabat menolak untuk menjelaskan respon serangan seperti apa yang akan mereka lakukan mereka terhadap dugaan ancaman ini, tetapi mereka melihat dunia maya sekarang seperti melihat medan perang tradisional.
"Kami tidak nyaman mendiskusikan pertanyaan yang menyinggung operasi dunia maya, tetapi kami menganggap dunia maya adalah domain perang," kata Bryan Whitman, seorang juru bicara Pentagon, menurut The New York Times.
"Kami harus dapat beroperasi dalam domain seperti pada medan perang, termasuk melindungi kebebasan bergerak dan menjaga kemampuan kami untuk bertindak di lingkungan tersebut."
Laporan yang lebih awal pada bulan April menunjukan sebuah serangan mata-mata dunia maya terhadap daya infrastruktur AS dan memperkenalkan beberapa kerusakan dalam sistem hingga kritis.
Sebuah laporan dari Wall Street Journal pada akhir April juga mengutip dari beberapa pejabat pemerintahan bahwa mata-mata dunia maya berhasil membawa pergi beberapa Terabytes data yang sensitif yang berhubungan dengan desain dan sistem elektronik F-35 Lightning II fighter yang mahal.
Awal bulan ini, Akademi militer West Point megadakan sebuah simulasi mengenai perang cyber, atau peranng dunia maya. Sekelompok Kadet menghabiskan empat hari di berjuang untuk mendirikan sebuah jaringan komputer itu dan menjaganya agar tetap beroperasi sementara hacker dari National Security Agency di Maryland mencoba menerobos dengan metode yang mungkin digunakan oleh musuh. N.S.A. menjadikan tugas kadet tersebut lebih sulit dengan menanam virus pada beberapa peralatan, seperti yang telah dilakukan hacker pada jutaan komputer di seluruh dunia.
Permainan cyberwar di West Point adalah salah satu contoh kesadaran tinggi bahwa militer harus memperlakukan ancaman serangan komputer sebagai ancaman yang serius sama seperti serangan yang dilakukan oleh seorang pembom atau ketika memerangi pasukan. Terdapat tidak ada unit militer di Amerika atau markas militer yang belum diperintahkan untuk menganalisis risiko serangan dunia maya terhadap misi mereka, dan untuk melatih cara penangkalan terhadap serangan tersebut. Jika hacker telah berhasil, mereka dapat mengubah informasi pada jaringan komunikasi dan melumpuhkan Internet.
Di gurun di luar Las Vegas, dalam serangkaian trailer tidak dikenal, beberapa hacker Amerika paling canggih menghabiskan hari-hari mereka dan memeriksa jaringan militer Amerika yang sangat luas, berusaha menemukan kelemahannya.
Hacker-hacker ini, memiliki akses ke perangkat lunak penyerang. Sebagian dikembangkan oleh kryptologis di NSA, badan terbesar dari badan intelijen AS, di mana sebagian besar orang-orang berbakat dari pemerintah bekerja memecahkan kode-kode rahasia.
Hacker-hacker ini yang memiliki nama resmi, 57th Information Aggressor Squadron, Skuadron Penyerang Informasi ke57, dan pangkalan nyata dipangkalan udara Nellis.
Tentara AS pada tahun terakhir membentuk Batalyon Perang Jaringan, di mana diharapkan banyak kadets yang berharap akan ditugaskan. Tetapi meskipun demikian, peringkatnya masih kecil.
Strategi perang dunia maya ini tidak hanya teori. Sebagian besar kadet akan segera dikirim ke Afghanistan untuk melakukan pekerjaan seperti itu. Menurut seorang Kadet di akademi West Point.
Ketika tentara Amerika di Afganistan ingin menggiring anggota Al Qaeda kedalam jebakan AS, mereka meng-hack salah satu komputer kelompok tersebut dan mengubah informasi di dalamnya sehingga dapat membawa mereka ke jarak jangkauan militer AS.
Selain tentara AS, Angkatan laut AS juga mempunyai tim yang menangani serangan dunia maya. Namun, menurut Jim Granger dari Komando Pertahanan Dunia Maya Angkatan Laut,
penggunaan teknologi dunia maya di AL digunakan sebagai pertahanan dan sebagai catatan, Granger menyatakan ada aturan yang melarang penggunaan taktik penyerangan.
Sedangkan National Research Council yang menangani perkembangan militer dunia maya tidak menyebutkan lawan tertentu bagi AS, namun, NRC membicarakan mengenai sejarah hubungan AS dan Rusia selama beberapa dekade. Rusia di PBB pada akhir tahun 1990an berusaha untuk mengangkat senjata maya dan serangan maya dalam topik pembicaraan dan kemungkinan adanya perjanjian internasional terhadap hal tersebut.
Para menteri luar negeri Rusia pada saat itu, Igor Ivanov, kepada Sekretaris PBB Kofi Annan dalam suratnya menyatakan bahawa efek senjata informasi "dapat dibandingkan dengan senjata pemusnah masal."
Rusia itu sendiri secara aktif mengembangkan senjata cyber, menurut laporan NRC. "Ada banyak yang percaya bahwa Rusia adalah sepenuhnya terlibat dalam, atau paling tidak mengembangkan, kemampuan meluncurkan serangan dunia maya."
Cyberwar mungkin tidak akan mematikan seperti perang atom, tentu saja, dan tidak begitu terlihat dramatis. Tetapi ketika Mike McConnell, mantan direktur intelijen nasional, mengatakan pada Bush pada bulan Mei 2007, ia berpendapat bahwa jika sebuah bank besar Amerika telah berhasil diserang "itu akan membawa dampak yang lebih besar di dunia ekonomi" dibandingkan serangan 11 September. Bapak McConnell, memperingatkan bahwa "kemampuan untuk mengancam pasokan uang US adalah sama buruknya dengan senjata nuklir."